Awal bulan Oktober ini diawali dengan trip dadakan ke pantai selatan Kabupaten Malang.Β Tepatnya tanggal 2 Oktober 2010. Kami ( Me, Mbak Niar, Asti, Mas Dedim n MAs Tri ) berangkat dari Lawang pukul 08.00 WIB. Lawang????? hahahaha. . .jangan kaget. . . .. emang sich berkesan kurang kerjaan banget ya. . . nawak2 di Malang Kota njemput Me di ujung utara Malang untuk plesir ke ujung selatan Malang π Perjalanan yang sangat mengesankan ini diawali dengan tragedi HABISNYA BENSIN mobil yang sedikit menghambat perjalanan, but it’s okay. . .tak sedikit pun mematahkan semangath kami walaupun harus sedikit sauna di mobil . . . .
Jembatan Bajul Mati
Memasuki jalur Lintas selatan , kami disambut dengan sebuah jembatan megah yang merupakan satu – satu nya jembatan di Jalur Lintas Selatan yang sudah jadi dan berdiri kokok ( karena menurut rencana pembangunan Jalur Lintas Sekatan nantinya akan mempunyai 3 jembatan megah ), yaitu Jembatan Bajul Mati.
Mungkin karena lokasinya sangat dekat dengan pantai Bajul Mati dan desain jembatan ini juga menyerupai bajul alias buaya, jadi jembatan sepanjang 90 m dan lebar 15 m ini dinamakan Jembatan BajulMati. Jika diamati, desain jembatan Bajul Mati ini sangatlah sederhana, tetapi justru kesederhanaannya itulah yang mampu membuatnya tampak sangat luar biasa dan megah.
Setelah puas menikmati keindahan jembatan Bajul mati , puas juga dalam sesi pemotretan ( wkwkwkwkwkwk )Β dan sebenarnya sedikit risih karen akami merasaΒ diawasi oleh sosok misterius berwujud bapak – bapak yang dtang ketika kami dtanang dan pergi ketika kami pergi ( nah loh!! ), kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Bajul Mati.
Pantai Bajul Mati yang jaraknya tak jauh dari jembatan Bajul mati. Pantai Bajulmati terletak di Kecamatan Gedangan, kira-kira sekitar 58 Km ke arah selatan dari kota Malang.
berkejaran dengan ombak
Pantai Bajul Mati
Pantai lepas dengan pemandangan laut luas di setiap sudut mata ini sangat cocok sekali untuk tempat kemping atau berkemah.
Melihat pantai luas di hadapan kami, dalam hitungan detik kamu pun langsung ‘menggila’. Kami mulai bermain ombak yang terbilang cukup besar di kawasan itu karena tentu saja pantai selatan selalu memiliki ombak yang besar, menyusuri pantai, bermain pasir dan secara kebetulan mengamati sekawanan burung camar ( kalau nggak salah ) yang tengah terbang menggerombol.
Muara sungai yang sangat lebar menjadi tempat favorit penduduk sekitar dan para wisatawan untuk memancing, karena konon katanya di sana sangat banyak sekali ikan – ikannya.
Pantai Goa Cina
Setelah puas bermain, mengamati, pemotretan ( halah. . .halah. . .), dan makan bontotan kita tentunya, kami melanjutkan perjalanan menuju pabtao Goa Cina yang sebenarnya kalau ditempuh dari Malang berada sebelum pantai Bajul Mati.
Pantai Goa Cina memiliki pasir yang sangat putih dan di bibir pantainya penuh dengan karang – karang yang landai. .. . .( dan perlu hati – hati tentunya karena mengandung licin ), selain pantainya yang sangat indah kita juga bisa menikmati Goa Cina yang terletak di salah satu karang yang paling besar yang ada di sana. Konon nama pantai ini diambil dari nama pasutri yang pernah tinggal di dalam Goa Cina tersebut. Tapi kalau diamat – amati, di dalam Goa Cina itu memang terkesan seperti ruangan yang dibagi -bagi. . . semacam sangat terkesan bahwa di dalam Goa itu pernah ada peradaban.
Goa Cina
Rupanya, kami sangat betah berada di dalam Goa karang yang cukup luas itu walaupun di dalam goa udara yang kami hirum terkesan lembab dan basah, tentu saja karena di dalam goa banyak skali stalagtit dan stalagmit. Oh ya. . . air yang menetes dari stalagtit goa rasanya tawar loh. . . . ^^
View pantai Bajul Mati dari dalam Goa
kelaparan
Beberapa saat kemudian, setelah puas menikmati keindahalan Pantai Goa Cina dari atas bukin karang tempat Goa Cina berada, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Sendang Bitu untuk menikmati ikan bakar.
Yaaaah. . .sejujurnya kami ingin sekali menyebrang ke Pulau Sempu. Tapi berhubung bekal yang kami bawa kurang ( huaakakkakakka ) dan tentu saja saiya harus pulang awal karena ada tanggungan warung kopi yang bukanya hanya malam hari di rumah, jadi kami memutuskan untuk singgah sebentar demi menikmati ikan bakar yang sudah kami idam – idamkan ( padahal saiya sudah membawa bontotan lengkap dengan nasi ekstra loh plus keripik keju yang sudah melempem karena itu adalah kesukaan saiya sekalipun menuai banyak protes terutama dari asti).
PAntai Sendang Biru sore itu nampak ramai oleh para nelayan . Mbak Niar menyempatkan diri untuk membeli beberapa ikan segar yang akhirnya digantung di belakang mobil agar baunya tidak mengganggu kami di dalam mobil. Kemudian kami menuju TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ) karena di sana ada sebuah warung makan yang menjual ikan bakar yang dikenal paling mak nyuuuuuzzzz di situ.
And than. . .. . . . . . .Β berakhirlah trip kami hari itu di warung pojokan TPI Sendang Biru dengan 2 ekor bandeng laut bakar plus 3 nasi bungkus lauk serundeng, orak arik sayur dan tempe penyet. . . .. . . .
Oh ya, sebagai penutupan trip kami hari itu, nggak lupa kami sempatkan diri buat sesi pemotretan ( teruuuuuuuss????) di sepanjang perjalanan yang memang gak boleh dilewatkan. . . .
Bagi yang belom pernah mengunjungi pantai – pantai selatan di Kabupaten Malang seerti yang saiya tulis di artikel ini, cuma 1 aja pesen saiya : luangkan sedikit waktu buat ngunjungin tempat – tempat itu. . . . Dijamin gak bakal rugi kok ^_^
Oke. . . .C U in a next trip π
Personel lengkap ( Mbak Niar, MAs Dedim, Asti, Me n MAs Tri )